BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Bencana
dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia
(man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain:
Bahaya
alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made hazards) yang
menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR)
dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological hazards), bahaya
hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi (biological
hazards), bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas
lingkungan (environmental degradation) Kerentanan (vulnerability) yang tinggi
dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota/ kawasan yang
berisiko bencana Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam
masyarakat.
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua
Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan
dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari
Pulau Sumatera ? Jawa - Nusa Tenggara ?Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan
vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa.Kondisi
tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung
berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.Data menunjukkan bahwa
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang
tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat
(Arnold, 1986).
Wilayah
Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan
hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup
ekstrim.Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi
permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi,
menghasilkan kondisi tanah yang subur.Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan
beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi
seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan.Seiring dengan
berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan
hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan
intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang
terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia.
Pada
sisi lain laju pembangunan mengakibatkan peningkatan akses masyarakat terhadap
ilmu dan teknologi. Namun, karena kurang tepatnya kebijakan penerapan
teknologi, sering terjadi kegagalan teknologi yang berakibat fatal seperti
kecelakaan transportasi, industri dan terjadinya wabah penyakit akibat
mobilisasi manusia yang semakin tinggi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa
yang di maksud dengan Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Mengatasi Bencana ?
2. Hasil
pembahasan tentang studi kasus penggunaan teknologi informasi dalam mengatasi
bencana Stunami di Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara Tahun 2014
1.3.Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui Penggunaan Teknologi
Informasi Dalam Mengatasi Bencana ?
2.
Untuk mengetahui Hasil pembahasan
tentang studi kasuspenggunaan teknologi informasi dalam mengatasi bencana
Stunami di Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara Tahun 2014
BAB
II
PEMBAHASAN
Kasus Bencana Stunami di Nangroe
Aceh Darussalam dan Sumatera Utara Tahun 2014
Terjadinya bencana alam di negeri
kita tidak dapat dicegah, namun masyarakat bisa meminimalisir kerugian akibat
bencana, baik kerugian materi maupun kerugian jiwa.Disinilah Teknologi
Informasi berperan penting dalam menangulangi bahkan memberikan peringatan awal
sebelum terjadinya bencana.Sistem peringatan dini dalam menghadapi bencana
sangatlah penting, mengingat secara geologis dan klimatologis wilayah Indonesia
termasuk daerah rawan bencana alam.Tujuan akhir dari peringatan dini ini adalah
masyarakat dapat tinggal dan beraktivitas dengan aman pada suatu daerah serta
tertatanya suatu kawasan.Selain itu pemetaan juga merupakan peran dari
penggunaan IT dalam penanggulangan bencana alam.Gejala alam bisa juga diketahui
dari tren yang berlangsung.Pola yang terjadi dalam rentang sekian
tahun.Teknologi informasi bisa membantu memetakan hal tersebut.
Beberapa pengalaman pemanfaatan
Teknologi Informasi dalam memudahkan penanggulangan bencana di Indonesia
sendiri ketika Tsunami melanda Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara
dimana ketika itu seluruh jaringan komunikasi terputus, namun para relawan
maupun para korban tidak habis akal untuk mengoptimalkan internet sebagai jalur
komunikasi untuk mengabarkandan menginformasikan kondisi yang ada pada saat itu
ke dunia luar maupun kepada sanak saudara mereka. Melalui blog maupun website,
email, chat dan lain sebagainya pemanfaatan internet ini mereka lakukan.
Dampaknya adalah bantuan dari dalam dan luar negeri cepat tersalurkan dan
relawanpun terus berdatangan untuk membantu evakuasi jenazah para korban yang
meninggal akibat bencana itu.
Bencana alam merupakan masalah yang
cukup rumit jika di tangani dengan cara manual. Prosedur penanganan bencana
saat ini banyak yang tidak efektif atau bahkan salah sasaran semua itu
disebabkan informasi yang terlambat masuk terlebih tidak akurat. Dengan adanya
Teknologi Informasi saat ini sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan
pada saat bencana akan terjadi. Teknologi Informasi tidak dapat mencegah
terjadinya bencana secara keseluruhan, tetapi dengan adanya Teknologi Informasi
kita dapat meminimalkan segala bentuk kerugian, korban jiwa, dan memberikan
tindakan-tindakan yang efektif dan efisien,bahkan dapat meminimalkan dampak
dari bencana tersebut.
Dalam memberikan informasi, ini
merupakan tugas utama internet sebagai media baru.Namun, bukan hanya itu.
Teknologi Internet rupanya memiliki fungsi lain yaitu menggalang dana untuk
para korban bencana. Tsunami di Aceh pada tahun 2004 membuktikan bahwa internet
bukan hanya memiliki fungsi informatif, tetapi dapat pula menjadi lahan mencari
dana. Salah satu situs yang berhasil menggalang dana paling besar pada saat itu
adalah amazon.com, salah satu situs ritel yang sukses mengumpulkan lima puluh
ribu dermawan dengan penghasilan lebih dari 32,6 miliar yang kemudian
disalurkan melalui organisasi palang merah di Amerika Serikat. Selain itu yang
berhasil dikumpulkan oleh tim AirPutih sebuah komunitas IT yang berhasil
menggalan bantuan melalui website yang kemudian menyalurkannya berupa alat-alat
telekomunikasi, komputer dan lain sebagainya sebagai alat untuk berkomunikasi
dengan dunia luar. Lebih dari itu, ternyata perkembangan teknologi informasi
juga bisa mengetahui kondisi korban dan mencari orang yang hilang akibat
bencana.Seperti situs BBC yang mencari salah satu warga Belanda yang menjadi
salah satu korban Tsunami di selatan Thailand.Mediacenter Airputih juga
memanfaatkan hal serupa dan berhasil membantu salah seorang warga Malaysia yang
juga menjadi korban Tsunami di Aceh.Ini membuktikan bahwa teknologi informasi
berkembang untuk peradaban manusia, menyesuaikan kebutuhan manusia untuk
keberlangsungan hidup manusia.
Dalam membantu menanggulangi dampak
bencana yang ada, perkembangan teknologi berupa internet rupanya telah
memberikan sumbangsih besar bagi pemulihan wilayah maupun pemulihan korban yang
telah terkena bencana alam.
pada Tsunami Aceh tahun 2004 dimana
kerugian yang ditimbulkan mencapai ratusan miliar untuk merekonstruksi lagi
kota yang telah mati akibat bencana tersebut.
Apabila kita analisis lebih jauh,
sebenarnya hal tersebut bisa diatasi sejak dini dengan memberikat peringatan
dini lebih awal dengan melihat tanda-tanda yang atau gejala yang terjadi di
lokasi tersebut.Berkaca pada Jepang, salah satu negera paling rawan terjadi
gempa, pemanfaatan teknologi informasi disana rupanya sudah mencapai bagaimana
memberikan peringatan sangat dini untuk mengetahui adanya potensi gempa di
salah satu lokasi tertentu yang bisa diketahui adanya potensi gempa. Hal ini
sangat berpengaruh sekali terhadap masyarakat Jepang, karena dengan peringatan
sangat dini, sebelum terjadinya gempa, masyarakat dapat mempersiapkan mental
dan segala sesuatunya yang akan diselamatkan, baik itu dokumen penting,
sumber-sumber finansial, mapun barang-barang berharganya, atau bahkan mereka
dapat mengungsi lebih awal sebelum terjadinya gempa yang tentu akan menyulitkan
mereka untuk bermigrasi ke tempat lain.
Peringatan dini pulalah yang bisa
mengurangi atau meminimalisir kerugian akibat bencana alam. Inilah yang mungkin
harus bisa juga dikembangkan di Indonesia, mengingat negara kita merupakan
negara kepulauan dimana gempa, tsunami, dan potensi meletusnya gunung berapi
merupakan sebuah ancaman bencana, yaitu meningkatkan peran teknologi informasi
dalam memberikan informasi lebih awal tentang potensi terjadinya bencana alam
di daerah tertentu. Karena selain akan meminimalisir kerugian negara, hal
tersebut juga menyelamatkan jiwa masyarakat yang berada di wilayah tersebut.
Namun, penggunaan media baru oleh masyarakat Indonesia berupa internet dengan
segala situs-situsnya menjadi modal awal bagi masyarakat kita untuk dapat
memperoleh informasi mengenai potensi bencana alam.Seperti yang disediakan oleh
beberapa situs yang memang concern terhadap antisipasi bencana alam,
informasi-informasi mengenai potensi bencana alam di wilayah ternentu,
analisa-analisa mengenai terjadinya gejala alam terntentu.
Selain itu, saat ini, muncul sebuah
sistem baru yang dikenal dengan geolocation, yaitu sebuah sistem identifikasi
lokasi geografis dari dunia nyata yang berasal dari sambungan computer,
handphone, pengunjung website dan yang lainnya Jadi dengan koneksi internet
saja kita dapat mengetahui lokasi-lokasi mana saja yang ingin kita cari
berdasarkan karakteristik yang kita inginkan. Seperti kaitannya dengan bencana
alam, kita dapat mengakses informasi berdasarkan potensi terjadinya tsunami,
atau potensi terjadinya gempa, dan lain sebagainya. Jadi, perkembangan
teknologi senantiasa memberikan banyak kemudahan dan keuntungan bagi
penggunanya, salah satu yang dapat kita rasakan adalah ketika bencana alam
melanda bangsa kita, dalam keadaan darurat dan mengkhawatirkan ternyata
teknologi informasi dan komunikasi dapat memberikan alternatif jalan keluar
untuk menginformasikan bagaimana kondisi daerah bencana, menjadi alternatif
bagi pengumpulan bantuan untuk korban bencana, mencari orang atau sanak saudara
yang hilang akibat bencana dan lain sebagainya. Jadi masyarakat dimudahkan
untuk menanggulangi bencana dengan cepat dan sigap. Namun diluar itu,
perkembangan teknologi memberikan alternatif baru untuk masyarakat dalam
meminimalisir atau mengurangi kerugian akibat bencana alam serta membantu
masyarakat untuk mewaspadai adanya gejala-gejala alam tertentu jadi masyarakat
kita dapat mengantisipasi kemungkinan apa yang akan terjadi, apa yang harus
dipersiapkan, dan bagaimana cara menyelamatkan diri, harta benda, dan
surat-surat berharga yang beresiko hilang ketika bencana alam melanda.
Bencana alam memang tidak bisa
dicegah, namun manusia dengan segala kecerdasannya dapat mengantisipasi terjadinya
bencana alam.Indonesia merupakan negara yang sangat rawan dengan bencana alam
seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir. Saat
ini bencana alam memiliki intensitas dan kekuatan yang berbeda-beda seperti
banjir musiman dibeberapa daerah sampai gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia
pada tahun 2004 yang memakan banyak korban jiwa, kondisi ini memaksa
diadakannya upaya cepat untuk memunculkan inisiatif pembenahan manajemen
bencana, dengan melihat potensi bencana besar yang melanda Indonesia dan
perlunya penggunaan teknologi dalam mitigasi bencana serta belum cukupnya
pengalaman Indonesia dalam menghadapi bencana alam tertentu seperti gempa bumi
dan tsunami maka perlu mengadakan kerjasama dengan negara yang sudah
berpengalaman seperti Jepang. Informasi bencana alam sangat dibutuhkan dalam
upaya pengelolaan bencana alam terutama pada langkah-langkah mitigasi dan
persiapan menghadapi bencana. Mitigasi ini merupakan proses pencegahan atau
pengurangan kan kemungkinan terjadinya bencana dan pengurangan kerugian akibat
terjadinya bencana, sedangkan langkah persiapan menhadapi bencana ini termasuk
pula melakukan prediksi dan peringatan dini akan terjadinya bencana (early
warning). Informasi bencana alam yang tersusun dalam data base sangat penting
tepat waktu bagi semua pihak, agar semua pihak yang berkepentingan dapat
memperoleh informasi bencana yang diperlukan, maka diperlukan sarana diseminasi
dan sosialisasi informasi.
Pengembangan sistem pemantauan bumi
guna mendukung sistem alam bencana ini bertujuan meningkatkan dan mengembangkan
pemanfaatan teknologi inderaj satelit dan SIG dengan menyediakan informasi
inderaja secara operasional untuk pengelolaan bencana. Pengembangan sistem
informasi untuk mitigasi bencana alam menggunakan data pengindraan jauh antara
lain bertujuan untuk :
a. Membangun data base informasi
bencana alam, meliputi kebakaran, kekeringan, banjir, iklim rawan pangan,
b. Membangun media publikasi data base
informasi bencana lam untuk sosialisasi distribusi dalam bentuk website/home
page yang bisa diakses untuk pengguna secara muda lewat jaringan internet
c. Membangun media koordinasi antar
lembaga/instansi terkait dalam rangka komunikasi, analisa dan penentuan
kebijakan bersama untuk mitigasi bencana.
Dengan
melihat permasalahan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) dan Pemerintah Jepang melalui Kementerian Dalam Negeri
dan Komunikasi (MIC) telah menandatangani Nota Kerjasama (MoC) dalam bidang
penyiaran digital untuk kewajiban pelayanan universal (USO). Menindaklanjuti
MoC diatas dicapai satu rencana untuk menggunakan pusat data Kominfo dan
jaringan komunikasi untuk mitigasi bencana di Indonesia.Teknologi Informasi ini
dilakukan karena pentingnya penanganan bencana yang sangat cepat. Dengan adanya
IT dalam penanggulangan bencana maka hal ini dapat membantu sekali dalam
efisiensi dan kesiagaan untuk membantu dan menangani suatu daerah atau tempat
yang tertimpa bencana
Peran Internet pada Bencana Alam
Begitu banyak bencana alam yang terjadi di negeri ini, tsunami, banjir,
longsor, angin putting beliung dan bencana lainnya. Lalu apa yang Internet bisa
lakukan untuk menanggulangi berbagai bencana alam yang terjadi? Internet
memiliki peran yang tidak kecil dalam proses penanggulangan bencana alam,
seperti halnya pada saat bencana gempa dan tsunami yang melanda Aceh di akhir
tahun 2004 dimana seluruh sarana komunikasi terputus pada waktu itu. Internet
menjadi media yang pertama kali menghubungkan Aceh dengan dunia luar, sehingga
beragam informasi dari Aceh bisa dipublikasikan ke luar Aceh.Internet sebagai
Media Komunikasi Internet bisa dimanfaatkan sebagai media untuk berkomunikasi,
baik melalui e-mail, chatting, dan forum publik. Seperti pada saat terjadi
bencana Tsunami di Aceh, dengan Internet, relawan-relawan kemanusiaan bisa
berkomunikasi via email ataupun ngobrol dengan menggunakan Internet Messenger
seperti Yahoo Messenger ataupun MSN Messenger dengan induk organisasinya untuk
berkoordinasi terkait kebutuhan logistik, laporan kondisi dan info penting
lainnya, begitu pula jurnalis bisa mengirimkan berita ke kantornya yang berada
di kota lainnya dalam waktu singkat. Publikasi Informasi melalui Website
Internet bisa dimanfaatkan untuk menjadi media publikasi informasi, baik
melalui website ataupun mailing list. Seperti pada saat bencana banjir di
Sinjai, tim relawan mengirimkan data foto kondisi daerah Sinjai yang rusak
parah terkena banjir melalui email dan kemudian foto-foto tersebut
dipublikasikan tim AirPutih melalui website www.mediacenter.or.id sehingga
masyarakat di seluruh dunia bisa melihat kondisi di sinjai. Berita-berita
terkini pun bisa diakses dengan cepat melalui website.Catatlah beberapa media
online seperti detik.com, media-indonesia.com yang menyajikan informasi ketika
terjadi bencana di sebuah tempat. Penggalangan Dana di Internet Penggalangan
dana bantuan pun bisa dilakukan melalui internet. Situs ritel Amazon.com saja
mampu mengumpulkan lebih dari lima puluh ribu dermawan. Lebih dari US$ 3,5 juta
(Rp 32,6 miliar) akan disumbangkan lewat organisasi palang merah di Amerika
Serikat. Contoh lainnya adalah seperti yang dilakukan oleh Tim AirPutih,
menggalang bantuan dari berbagai pihak melalui media website. Walhasil,
komunitas Teknologi Informasi (TI) tergerak dan memberikan berbagai macam
bantuan baik berupa peralatan telekomunikasi, komputer, dan lain sebagainya
yang digunakan untuk proses penanggulangan bencana. Mencari Orang Hilang di
Internet Selain sebagai media menyalurkan dana bantuan, internet juga
dimanfaatkan sebagai sumber informasi mencari orang hilang. Situs BBC,
misalnya, memungkinkan seorang warga negara Belanda bernama Rob Delissen untuk
melacak keluarganya yang ada di pulau Koch Racha Yai.Pulau tersebut terletak di
bagian selatan dari Phuket, Thailad, salah satu daerah korban tsunami. Begitu
juga Situs MediaCenter AirPutih, memungkinkan seseorang yang berada di kuala
lumpur untuk melacak keluarganya yang berada di Aceh sehingga bisa mengetahui
keberadaannya di posko tim relawan INTI dan bisa menemuinya di posko tersebut.
Melalui Internet, kita bisa senantiasa mengikuti perkembangan-perkembangan
terkini seperti halnya gejala-gejala alam.
2.2 Hasil pembahasan studi kasus
Dalam
hasil studi kasus tersebut, pegunaan teknologi berperan penting dalam menangulangi bahkan memberikan
peringatan awal sebelum terjadinya bencana, Sistem peringatan dini dalam
menghadapi bencana sangatlah penting.karena, Tujuan akhir dari peringatan dini
ini adalah masyarakat dapat tinggal dan beraktivitas dengan aman pada suatu
daerah serta tertatanya suatu kawasan. Selain itu pemetaan juga merupakan peran
dari penggunaan IT dalam penanggulangan bencana alam pemanfaatan Teknologi
Informasi dalam memudahkan penanggulangan bencana di Indonesia sendiri ketika
Tsunami melanda Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara dimana ketika itu
seluruh jaringan komunikasi terputus, namun para relawan maupun para korban
tidak habis akal untuk mengoptimalkan internet sebagai jalur komunikasi untuk
mengabarkandan menginformasikan kondisi yang ada pada saat itu ke dunia luar
maupun kepada sanak saudara mereka. Melalui blog maupun website, email, chat dan
lain sebagainya, Dampaknya adalah bantuan dari dalam dan luar negeri cepat
tersalurkan dan relawanpun terus berdatangan untuk membantu evakuasi jenazah
para korban yang meninggal akibat bencana itu.Teknologi Informasi tidak dapat
mencegah terjadinya bencana secara keseluruhan, tetapi dengan adanya Teknologi
Informasi kita dapat meminimalkan segala bentuk kerugian, korban jiwa, dan
memberikan tindakan-tindakan yang efektif dan efisien,bahkan dapat meminimalkan
dampak dari bencana tersebut. Tsunami di Aceh pada tahun 2004 membuktikan
bahwa internet bukan hanya memiliki fungsi informatif, tetapi dapat pula
menjadi lahan mencari dana. Salah satu situs yang berhasil menggalang dana
paling besar pada saat itu adalah amazon.com, salah satu situs ritel yang
sukses mengumpulkan lima puluh ribu dermawan dengan penghasilan lebih dari 32,6
miliar yang kemudian disalurkan melalui organisasi palang merah di Amerika
Serikat. Selain itu yang berhasil dikumpulkan oleh tim AirPutih sebuah
komunitas IT yang berhasil menggalan bantuan melalui website yang kemudian
menyalurkannya berupa alat-alat telekomunikasi, komputer dan lain sebagainya
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Lebih dari itu, ternyata
perkembangan teknologi informasi juga bisa mengetahui kondisi korban dan
mencari orang yang hilang akibat bencana. Dan dari bencana tersebut kerugian
yang ditimbulkan mencapai ratusan miliar untuk merekonstruksi lagi kota yang
telah mati akibat bencana tersebut. Apabila kita analisis lebih jauh,
sebenarnya hal tersebut bisa diatasi sejak dini dengan memberikat peringatan
dini lebih awal dengan melihat tanda-tanda yang atau gejala yang terjadi di
lokasi tersebut.Berkaca pada Jepang, salah satu negera paling rawan terjadi
gempa, pemanfaatan teknologi informasi disana rupanya sudah mencapai bagaimana
memberikan peringatan sangat dini untuk mengetahui adanya potensi gempa di
salah satu lokasi tertentu yang bisa diketahui adanya potensi gempa.
pemanfaatan teknologi informasi
disana rupanya sudah mencapai bagaimana memberikan peringatan sangat dini untuk
mengetahui adanya potensi gempa di salah satu lokasi tertentu yang bisa
diketahui adanya potensi gempa. Hal ini sangat berpengaruh sekali terhadap
masyarakat Jepang, karena dengan peringatan sangat dini, sebelum terjadinya
gempa, masyarakat dapat mempersiapkan mental dan segala sesuatunya yang akan
diselamatkan, baik itu dokumen penting, sumber-sumber finansial, mapun
barang-barang berharganya, atau bahkan mereka dapat mengungsi lebih awal
sebelum terjadinya gempa yang tentu akan menyulitkan mereka untuk bermigrasi ke
tempat lain.
Peringatan dini pulalah yang bisa
mengurangi atau meminimalisir kerugian akibat bencana alam. Inilah yang mungkin
harus bisa juga dikembangkan di Indonesia, mengingat negara kita merupakan
negara kepulauan dimana gempa, tsunami, dan potensi meletusnya gunung berapi
merupakan sebuah ancaman bencana, yaitu meningkatkan peran teknologi informasi
dalam memberikan informasi lebih awal tentang potensi terjadinya bencana alam
di daerah tertentu.Bencana alam memang tidak bisa dicegah, namun manusia dengan
segala kecerdasannya dapat mengantisipasi terjadinya bencana alam.Indonesia
merupakan negara yang sangat rawan dengan bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir. Saat ini bencana alam
memiliki intensitas dan kekuatan yang berbeda-beda seperti banjir musiman
dibeberapa daerah sampai gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia pada tahun 2004
yang memakan banyak korban jiwa, kondisi ini memaksa diadakannya upaya cepat
untuk memunculkan inisiatif pembenahan manajemen bencana.
BAB
III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Bencana alam merupakan masalah yang
cukup rumit jika di tangani dengan cara manual. Dengan adanya Teknologi
Informasi saat ini sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan pada saat
bencana akan terjadi. Teknologi Informasi tidak dapat mencegah terjadinya
bencana secara keseluruhan, tetapi dengan adanya Teknologi Informasi kita dapat
meminimalkan segala bentuk kerugian, korban jiwa, dan memberikan
tindakan-tindakan yang efektif dan efisien,bahkan dapat meminimalkan dampak
dari bencana tersebut.
Beberapa pengalaman pemanfaatan
Teknologi Informasi dalam memudahkan penanggulangan bencana di Indonesia
sendiri ketika Tsunami melanda Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara
dimana ketika itu seluruh jaringan komunikasi terputus, namun para relawan
maupun para korban tidak habis akal untuk mengoptimalkan internet sebagai jalur
komunikasi untuk mengabarkandan menginformasikan kondisi yang ada pada saat itu
ke dunia luar maupun kepada sanak saudara mereka. Melalui blog maupun website,
email, chat dan lain sebaagainya pemanfaatan internet ini mereka lakukan. Dampaknya
adalah bantuan dari dalam dan luar negeri cepat tersalurkan dan relawanpun
terus berdatangan untuk membantu evakuasi jenazah para korban yang meninggal
akibat bencana itu.
Pengembangan sistem informasi untuk
mitigasi bencana alam menggunakan data pengindraan jauh antara lain bertujuan
untuk :
d. Membangun data base informasi
bencana alam, meliputi kebakaran, kekeringan, banjir, iklim rawan pangan,
e. Membangun media publikasi data base
informasi bencana lam untuk sosialisasi distribusi dalam bentuk website/home
page yang bisa diakses untuk pengguna secara muda lewat jaringan internet
f.
Membangun
media koordinasi antar lembaga/instansi terkait dalam rangka komunikasi,
analisa dan penentuan kebijakan bersama untuk mitigasi bencana.
3.2 Saran
Untuk mengantisipasi datangnya tsunami yang sampai saat ini
belum bisa diprediksikan dengan tepat kapan dan dimana akan terjadi maka dapat
dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
1.
Selalu waspada dan memantau dengan
aktif informasi tentang bahaya tsunami dari pihak yang berwenang terhadap
adanya potensi tsunami terutama penduduk yang bermukim didekat pantai.
2.
Menentukan tempat-tempat berlindung
yang tinggi dan aman jika terjadi tsunami.
3.
Menyediakan persediaan makanan dan
air minum untuk keperluan darurat dan pengungsian.
4.
Menyiapkan tas ransel yang berisi
(atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian
seperti perlengkapan P3K atau obat-obatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Potensi
Ancaman Bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB).Jakarta Timur. Diambil dari http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/potensi-ancaman-bencana
Inaya. 2014. Penggunaan
Teknologi Informasi Dalam Mengatasi Bencana. Di ambil dari:http://catatan-operator-warnet.blogspot.co.id/2014/11/penggunaan-teknologi-informasi-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar